Menu

Rabu, 25 Agustus 2010

Mitos Tentang Keperawanan


Keperawanan ternyata masih dipegang erat. Banyak kalangan di masyarakat yang meyakini jika hilangnya keperawanan sebelum pernikahan merupakan hal yang memalukan.

Selaput dara yang tampak secara fisik, sering dipakai sebagai bukti keperawanan. Karena itu berkembang persepsi tentang seksualitas yang menyatakan bahwa terkoyaknya selaput dara dengan keluarnya darah ini diyakini hanya terjadi saat seorang wanita baru pertama kali berhubungan seks.

Faktanya tidak ada yang disebut “darah perawan” itu. Demikian diungkapkan Prof. Wimpie Pangkahila, Sp.And, dari pusat Andrologi dan Seksologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali. Selanjutnya disebutkan bahwa wanita yang secara seksual tidak terangsang atau mengalami hambatan psikogenik (psikis dan genetika), bisa jadi mengalami perdarahan saat melakukan hubungan. Sebaliknya, wanita yang terangsang secara seksual dan tak mengalamm hambatan psikogenik tidak akan mengalami perdarahan saat berhubungan seksual, sekalipun ini merupakan pengalaman seksualnya yang pertama. Dengan demikian, jelas sudah dan tidak diragukan bahwa persoalan ‘darah perawan’ hanyalah mitos belaka.

Sayangnya, mitos “darah perawan” ini kerap kali memunculkan masalah yang justru merugikan wanita. Sang suami bisa jadi dengan mudah menceraikan si istri gara-gara tidak melihat “darah perawan” saat mereka berhubungan seksual. Di negara seperti Turki, uji keperawanan atas permintaan klien yang dilakukan para dokter yang tergabung dalam Turkish Medical Association menemukan bahwa uji ini tidak menghasilkan apa-apa. Terkoyaknya selaput dara tidak berarti bahwa Si Perempuan tersebut sudah melakukan hubungan seksual. Bisa jadi ini terjadi akibat penggunaan tampon atau masturbasi menggunakan alat dan sempat menyentuh atau merusak vagina. Di sisi lain ada juga wanita yang secara kongenital atau sejak lahir tidak memiliki selaput dara. Angkanya sekitar 0,03 persen. Bagaimana menurut Anda?

Kedua, dari mana Anda mengetahui keadaan selaput dara Anda akibat kecelakaan itu? Saya khawatir Anda hanya menerima informasi yang salah tentang selaput dara, yang antara lain disebutkan bisa robek karena wanita melakukan olahraga atau jatuh dari sepeda.

Sesungguhnya tidak ada bukti ilmiah bahwa olahraga seperti lompat tinggi dan jatuh dari sepeda dapat menimbulkan robekan di selaput dara. Memang sayang sekali, banyak informasi yang disampaikan di media massa seperti itu.

Pemberi informasi ternyata hanya meneruskan apa yang pernah mereka dengar sebelumnya, bukan berdasarkan bukti ilmiah. Artinya, hal itu sama saja dengan menyuburkan mitos tentang seks yang memang banyak beredar di masyarakat.

Tak harus berdarah
Ketidakmengertian tentang seksualitas, ditambah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, merupakan penyebab penting mengapa mitos tentang seks, khususnya keperawanan, tetap tumbuh subur di negara kita. Pengertian yang salah tentang keperawanan tidak jarang menimbulkan akibat buruk, bukan saja bagi pihak wanita, melainkan juga bagi pihak pria.

Anggapan bahwa wanita perawan harus mengeluarkan darah ketika pertama kali melakukan hubungan seksual adalah anggapan yang salah dan hanya didasarkan pada mitos. Wanita yang cukup terangsang dan siap secara psikis tidak akan mengeluarkan darah ketika pertama kali melakukan hubungan seksual. Sebaliknya, kalau wanita tidak cukup terangsang, apalagi mengalami hambatan psikis, hampir pasti mengalami perdarahan.

Saya pikir tidak ada yang perlu Anda sampaikan kepada suami yang berkaitan dengan keperawanan dan jatuh naik sepeda. Di pihak lain, tidak ada alasan bagi suami untuk tak menerima Anda karena menganggap Anda tidak perawan.
Bukankah Anda memang tidak pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya?

Berikut, beberapa mitos tentang selaput dara :


1. Setiap perempuan dilahirkan dengan memiliki selaput dara.

Ternyata tidak. Tidak semua perempuan lahir dengan selaput dara pada vaginanya. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bayi perempuan lahir tanpa selaput dara.

2. Selaput dara bentuknya sama pada setiap perempuan, seperti selaput tipis tanpa lubang.
Salah besar. Seperti juga manusia memiliki wajah yang berbeda, demikian juga selaput dara. Selaput dara memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali. Selaput dara mempunyai banyak bentuk, mulai dari bentuk annular, ada yang bersepta-septa dan ada juga yang cibriformis atau berlubang-lubang. Selain jenis yang tipis dan berlubang, ada pula wanita yang bagian selaputnya tidak memiliki lubang sama sekali atau juga disebut “impervorate hymen”. Jenis ini adalah suatu kelainan genetika dan seorang wanita biasanya akan kesulitan saat memasuki masa menstruasi.


3. Operasi pemulihan selaput dara sangat diperlukan bagi perempuan yang akan menikah, tetapi selaput daranya sudah tidak utuh lagi.
Operasi pemulihan selaput dara memang selalu menimbulkan pro dan kontra. Sebetulnya apabila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara seperti yang dijelaskan di atas, operasi sama sekali tidak diperlukan.

Oleh sebab itu, sangat jelas dan tidak diragukan lagi bahwa istilah darah perawan hanyalah mitos belaka.

sumber : Berbagai Sumber

0 komentar:

Posting Komentar